Tinggal di Desa, dimana orang membayangkan semua serba hijau, air jernih mengalir dengan sendirinya tanpa filter/saringan menjadi sebuah mimpi indah belaka yang hanya bisa diwujudnyatakan di beberapa desa saja. Yang marak sekarang ini adalah desa menjadi korban, ya korban kerakusan manusia indonesia itu sendiri. Dari membabat hutan, menanan kelapa sawit dengan jumlah diluar batas kewajaran, limbah industri yang dialirkan begitu saja demi memangkas ongkos dalam penanganan limbah, sampai orang-orang kita sendiri yang menganggap bumi kita ini tong sampah terbesar di dunia, asal lempar kanan,kiri, pas kali atau sungai mampet malah menyalahkan pemerintah setempat. Jika kita beruntung, pemerintah setempat pasti sudah menyediakan sarana air bersih di tempat kita tinggal, tapi pemerintah bukan budak yang anda suruh untuk membersihkan apa yang sudah kita kotori. Sehingga jadi dah tangan saya gatal untuk iseng-iseng buat peta seperti ini.
Data kali ini seperti biasa saya mengunduhnya dari BPS untuk kategori Potensi desa dengan sub kategori "Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Jenis Pencemaran Lingkungan Hidup, 2014". Ada 3 jenis pencemaran lingkungan hidup menurut data BPS yakni pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara.
Kenapa Desa? karena ini menarik mengingat stereotype Desa yang terkenal tidak terjamah polusi. Pada umumnya terjadi pencemaran air di Desa karena efek industrialisasi, pabrik-pabrik yang tak bertanggung jawab akan kotoran mereka, menjamur dan menyusupkannya di aliran-aliran sungai atau tanah.
Dari data statistik 32% desa/kelurahan total dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat mengalami masalah pencemaran air. Ini adalah angka yang mengkhawatirkan dengan membayangkan 1 dari 3 desa/kelurahan tercemar airnya. Dan Bangka Belitung menjadi provinsi dengan proporsi Desa yang terpolusi airnya, yakni sebesar 34%, yang lebih mencengangkan lagi ada 717 Desa di Kalimantan Barat yang tercemar airnya. Provinsi-provinsi di Borneo terlihat cukup mengkhawatirkan dari segi kualitas air karena Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur mempunyai masalah yang hampir sama beratnya dengan Kalimantan Barat. Untuk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali, mereka dalam posisi tengah walau harusnya bisa lebih baik ke depannya. Yang menarik, Desa-desa di provinsi daerah Timur terbilang cukup aman dari polusi Air. Ini bisa dilihat dari data yang menunjukkan hanya 53 Desa saja di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tercemar airnya. Demikian pula dengan daerah Sulawesi, Maluku, dan Papua. Untuk papua, walau terbilang aman, ada peluang terjadinya pencemaran air mengingat adanya Perusahaan Tambang yang bisa mengurangi kualitas air tersebut. Peta beresolusi tinggi bisa di download di sini-peta pencemaran air desa
Jadi alangkah baiknya, jika kita khususnya yang muda-muda bisa menjaga dan kemudian membuat keadaan Desa-desa kita atau desa sekitaran kita menjadi desa yang hijau seperti yang kita baca di buku cerita.
EmoticonEmoticon